Skip to main content

Teknik Duplexing

Duplex adalah media komunikasi dua arah. Dimana pihak pengirim dan penerima bisa berkomunikasi dua arah secara bersama-sama. Contoh media yang menggunakan mode ini adalah telepon baik selular maupun fixed telepon rumah. Kedua belah pihak bisa berbincang secara bersama-sama.Dalam komunikasi terjadi proses sinyal pesan analog atau aliran data digital diganubgkan menjadi satu sinyal.dalam multiplexing juga bisa untuk ADC(AnalogTo Digital Converter )
  •  Tujuan Uytam multiplexing : irit dan menghemat biaya implementasi jaringan fisik.
  • dalam komunikasi ,sinyal yang telah di multiplex disaluran kesebuah saluran transmisi 
  • Multiplexing mebagi kapasitor saluran komnkasi tingkat tinggi-rendah menjadi beberapa saluran logic tingkat tinggi masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan (ENCODING)sebuah proses kebalikannya,dikenal dengan demultiplexing,dapat mengubah data asli disisi penerima (DECODING)
  • sebuah alat yang melakukan multiflexing disebut multiplekser(DEMUV)
 Terdapat dua metode duplexing, yakni
  • Full-duplex
  • Half-duplex 
 a) Frequency Division Duplex (FDD)
FDD mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan suatu komunikasi yang simultan antara mobile station dengan base station. Untuk keperluan ini maka FDD menyediakan dua band frekuensi sebagai channel yang terpisah untuk masing-masing pengguna. Satu band frekuensi digunakan untuk melayani trafik dari base station ke mobile station yang dikenal dengan sebutan forward band, satu band lagi digunakan unuk melayani trafik dari mobile station ke base station, yang biasa disebut dengan reverse band. Suatu base station menggunakan dua antenna yang terpisah, yaitu antenna untuk keperluan transmisi dan satu antenna lagi yang digunakan untuk keperluan penerimaan sinyal. Penggunaan dua antenna yang terpisah pada base station diperlukan untuk mengakomodasi dua channel yang terpisah. 

Sedangkan pada mobile station hanya menggunakan satu antenna yang difungsikan baik untuk keperluan transmisi ataupun untuk keperluan penerimaan sinyal. Karena hanya menggunakan sebuah antenna saja untuk menghandle dua kepentingan yang berbeda maka pada mobile station menggunakan suatu alat yang dinamakan duplexer. Duplexer ini diletakkan didalam mobile unit yang digunakan untuk mengaktifkan antenna yang sama agar dapat digunakan secara simultan untuk keperluan transmisi maupun penerimaan sinyal.

b) Time Division Duplex (TDD)
 
Dalam suatu komunikasi radio dimungkinkan penggunaan secara bersama suatu channel berdasarkan pembagian yang dilakukan pada domain waktu. Atas dasar pemikiran inilah yang membuat TDD dapat digunakan sebagai metode full duplex dalam menyelenggarakan suatu komunikasi dua arah yang bersifat simultan.
 Masing-masing pengguna mempunyai dua channel yaitu forward dan reverse yang terbentuk dari alokasi slot-slot waktu, sehingga TDD mengijinkan dua channel tersebut terletak pada band frekuensi yang sama. Suatu slot waktu akan dipisahkan untuk digunakan sebagai channel forward dan channel reverse . Sehingga dengan demikian dua keperluan yang berbeda yaitu transmisi dan penerimaan sinyal dapat ditangani oleh dua channel. Sebenarnya TDD bukan merupakan full duplex secara penuh, lebih tepat jika dikatakan bahwa TDD merupakan semi full duplex. Hal ini dikarenakan bahwa TDD tidak dapat melayani komunikasi yang simultan pada saat waktu yang bersamaan. 
Syarat agar metode duplex TDD dapat digunakan dalam suatu sistem komunikasi adalah bahwa laju data transmisi pada suatu channel harus lebih besar dari laju data dari pengguna. Sesuai dengan standar IMT-2000, maka UMTS menggunakan metode duplex baik FDD maupun TDD. Metode duplex FDD dan TDD masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri apabila diaplikasikan dalam suatu area. UMTS akan mengambil keunggulan dari masing-masing metode duplex tersebut untuk diterapkan pada area pelayanannya yang sesuai sehingga dengan demikian efisiensi akan didapatkan. 
Untuk memberikan pelayanan terhadap suatu area secara maksimal dan efisien maka area pelayanan dari UMTS terbagi atas sel-sel kecil dan sel-sel besar. Dimulai dari pikosel, mikrosel, makrosel hingga sel yang bersifat global yang pelayanannya menggunakan satelit. Penggunaan dua metode duplex tersebut didasarkan atas pembagian ruang lingkup pelayanan dari UMTS.

Comments

Popular posts from this blog

alat penyambung kabel fiber optik

Dalam Prosses penyambungan serat optic ada alat alat yang khusus digunakan yaitu : Alat alat penyambungan fiber optik : 1.Fusion Splicer Kegunaan fusion splicer  fungsinya sebagai alat penyambung kabel fiber optik, lebih tepatnya penyambungan serat optic yang sudah di kupas oleh (Striper) dan di potong oleh (Cleaver). 2.Tube Cutter Kegunaan Tube Cutter yaitu alat untuk mengupas jaket luar fiber optik yang tebal. 3.Stripper Kegunaan Stripper yaitu alat untuk  mengupas coating di kabel fiber optik. 4.Cleaver Kenggunaan Cleaver yaitu alat untuk memotong inti kabel fiber optik. 5.Tisu Dan Alkohol Kegunaan Tisu Dan Alkohol yaitu untuk membersihkan kabel fiber optik dari debu dan ketika sudah di potong oleh alat cleaver. 6. Protection Slip (Termopit) Kegunaan Protection Slip (Termopit) yaitu berfungsi sebagai pelindung serat optic yang sudah di sambung agar aman tidak patah atau kepanasan dan ke hijanan. 7. Lakban/Solatip

PCM (Pulse Code Modulation)

PCM / Pulse Code Modulation atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah satu teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali). 1. Sampling adalah : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu secara teratur dan berurutan Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust] Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation 2.   Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-level kuantisasi Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga integer dari level kuantisasi yang terdekat 3.   Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk kode digital biner 4.   Multiplexing : dari banyak

ADC (Analog To Digital Converter)

ADC ( Analog To Digital Converter ) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC ( Analog To Digital Convertion ) dapat berbentuk suatu modul atau rangkaian elektronika maupun suatu chip IC. ADC ( Analog To Digital Converter ) berfungsi untuk menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Converter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan